x editorial.id skyscraper
x editorial.id skyscraper

Enam Strategi Utama Disbun Jatim Kembangkan Tembakau: Dari Perlindungan Petani Hingga Inovasi Industri

Avatar
Budi Prasetyo
Jumat, 11 Jul 2025 10:40 WIB
Daerah

editorial.id - Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur menetapkan langkah konkret untuk menjaga eksistensi tembakau sebagai komoditas strategis daerah. Melalui enam strategi utama, Disbun Jatim merancang pendekatan yang menyeluruh—dari perlindungan petani hingga pengembangan inovasi industri—guna menjawab tantangan yang kian kompleks di sektor ini.

Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur, Ir. Dydik Rudy Prasetya, MMA, menjelaskan bahwa enam strategi tersebut dibangun atas dasar kebutuhan riil di lapangan serta dinamika kebijakan nasional yang menuntut daerah untuk lebih adaptif dan inovatif.

“Tembakau bukan sekadar komoditas pertanian. Ia adalah sistem sosial-ekonomi yang menyangkut jutaan penghidupan. Karena itu, pengembangannya tidak bisa bersifat parsial—harus dari hulu ke hilir, dari kebijakan hingga teknologi,” ujar Dydik dalam keterangannya, Jumat (11/07/2025).

Langkah pertama yang dilakukan Dinas Perkebunan adalah membangun sistem perencanaan produksi tembakau yang berbasis data. Pemetaan potensi wilayah, kesesuaian lahan, proyeksi iklim, hingga varietas unggul menjadi dasar kebijakan agar petani tak lagi berjudi dengan musim.

“Kita dorong petani menanam sesuai zona agroklimat dan kapasitas lahan. Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi soal keberlanjutan,” kata Dydik.

Menanggapi tekanan regulasi nasional yang semakin membatasi ruang gerak tembakau, Disbun Jatim mengambil sikap: melindungi petani tetap menjadi prioritas.

Salah satu terobosan penting adalah penyusunan Peraturan Daerah (Perda) tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani Tembakau. Perda ini diharapkan menjadi landasan hukum yang menyeimbangkan antara aspek kesehatan publik dan hak ekonomi petani.

“Kami dorong agar kebijakan pusat lebih berimbang. Petani harus dilibatkan dalam proses, bukan jadi korban dari narasi tunggal soal pengendalian,” tegasnya.

Strategi ketiga adalah penguatan pengawasan dalam proses budidaya dan distribusi hasil tembakau. Standar mutu, praktik budidaya yang sehat, serta kontrol distribusi menjadi perhatian penting agar produk tembakau Jatim tetap kompetitif dan terpercaya.

“Jangan sampai kualitas tembakau kita menurun akibat lemahnya pengawasan. Reputasi petani kita harus dijaga,” tegas Dydik.

Dinas Perkebunan juga mendorong model kemitraan yang saling menguntungkan antara petani dan industri pengolahan, koperasi dengan lembaga keuangan. Tujuannya adalah memastikan petani mendapat kepastian harga, pendampingan teknis, serta akses pembiayaan yang terjangkau.

“Kemitraan bukan soal kontrak saja. Ini soal keberpihakan sistem terhadap petani kecil agar mereka punya daya tawar,” katanya.

Sadar akan keterbatasan jika terus bergantung pada industri rokok, Pemprov Jatim mulai membuka jalan untuk diversifikasi produk hilir tembakau. Bersama lembaga riset dan perguruan tinggi, dilakukan pengembangan varietas tembakau yang tidak hanya cocok untuk rokok, tetapi juga untuk produk alternatif seperti bioenergi, pestisida nabati, hingga kosmetik.

“Kalau kita ingin tembakau bertahan dalam jangka panjang, kita harus keluar dari ketergantungan tunggal. Inovasi adalah kuncinya,” ujar Dydik.

Sebagai strategi jangka panjang, Disbun Jatim menggelar pelatihan terpadu yang mencakup aspek budidaya, mekanisasi, pascapanen, serta digitalisasi usaha tani. Lebih dari 5.000 petani di 15 kabupaten penghasil tembakau akan mendapatkan pelatihan secara bertahap.

Program ini juga menyasar generasi muda, yang selama ini kurang terlibat dalam sektor tembakau. Dengan pendekatan digital, pelatihan kewirausahaan, dan akses teknologi pertanian modern, Dinas Perkebunan berharap muncul generasi baru agropreneur tembakau yang kreatif dan adaptif.

“Kami ingin anak-anak muda bangga jadi petani tembakau. Kami siapkan ekosistemnya agar bertani bukan hanya keren, tapi juga menguntungkan dan berkelanjutan,” pungkas Dydik.

Dengan enam strategi tersebut, Disbun Jawa Timur tak hanya berupaya mempertahankan tembakau sebagai komoditas unggulan, tetapi juga merancang masa depan yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan bagi seluruh pelaku di sektor ini.

Langkah ini juga menjadi pesan bahwa tembakau bukan sekadar masa lalu yang penuh kontroversi, tetapi bisa menjadi bagian dari solusi ekonomi lokal jika dikelola dengan visi jangka panjang dan pendekatan yang adil. [adv]

Editor : Abdul Hady JM

Artikel Terbaru
Kamis, 31 Jul 2025 13:43 WIB | Daerah
Peninjauan dilakukan menyusul terjadinya kelangkaan BBM di Kabupaten Jember akibat penutupan Jalan Nasional Gumitir dan cuaca buruk di Selat Bali ...
Rabu, 30 Jul 2025 12:51 WIB | Daerah
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia Arifah Fauzi memuji terobosan inisiatif Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawa ...
Rabu, 30 Jul 2025 12:49 WIB | Daerah
Anggota Komisi A DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan, Eko Yunianto, menyoroti pentingnya reformasi penempatan dan pengembangan karier ASN pasca ...