Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur, Abdul Halim, memberikan apresiasi sekaligus dorongan atas rencana pengembangan Trans Jatim Laut oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim. Program ini dinilai mampu memperkuat konektivitas antara wilayah pesisir Jawa Timur dengan kepulauan di Madura.
Menurut data Dishub Jatim, rute awal Trans Jatim Laut akan meliputi jalur Probolinggo – Gili Labak – Giliyang – Pamekasan – Gili Ketapang – Probolinggo. Rute ini dirancang tidak hanya untuk mempermudah mobilitas masyarakat kepulauan, tetapi juga mendukung sektor pariwisata yang menjadi unggulan Jatim.
Baca juga: Dukung Ekonomi Lokal, DPRD Jatim Usulkan Perbaikan Jalan Srono–Muncar
“Trans Jatim Laut ini mengintegrasikan daerah dengan Madura, khususnya kepulauan. Dengan rute Probolinggo, Gili Labak, Giliyang, Pamekasan, hingga Gili Ketapang, masyarakat akan lebih mudah menjangkau layanan transportasi laut,” ujar Abdul Halim.
Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim itu menjelaskan, kapal yang digunakan merupakan jenis kapal cepat khusus penumpang, sehingga dapat memangkas waktu perjalanan. Dengan kecepatan tersebut, Trans Jatim Laut diproyeksikan menjaring dua segmen sekaligus: masyarakat kepulauan yang membutuhkan akses cepat ke daratan Jawa, serta wisatawan yang ingin menjelajahi destinasi unggulan Jawa Timur.
“Karena jenisnya kapal cepat, ini juga akan menjaring penumpang kelas menengah secara ekonomi, terutama wisatawan yang ingin menghubungkan perjalanan dari Bromo–Tengger–Semeru ke destinasi snorkeling di kepulauan. Jadi, pecinta wisata juga terfasilitasi,” jelasnya.
Selain aspek pariwisata, Abdul Halim menekankan manfaat Trans Jatim Laut bagi pelayanan publik, khususnya dalam bidang kesehatan.
“Masyarakat kepulauan yang sakit bisa lebih cepat menyebrang ke Jawa untuk mendapatkan layanan medis. Diharapkan, akses transportasi laut yang lebih mudah ini benar-benar dirasakan masyarakat,” tambahnya.
Baca juga: DPRD Jatim Pastikan Penundaan Paripurna APBD 2025, Ini Alasannya
Komisi D DPRD Jatim bersama Pemprov akan terus mengawal program ini agar segera terealisasi dan berkelanjutan. Abdul Halim menegaskan, Trans Jatim Laut merupakan langkah nyata membangun transportasi yang inklusif, berkeadilan, dan mendukung pemerataan pembangunan di Jawa Timur.
Seperti diketahui, peluncuran Trans Jatim Laut pada Oktober 2025 akan menjadi momentum penting bagi Jawa Timur dalam menghadirkan transportasi laut yang modern dan inklusif. Pemprov Jatim sengaja menjadwalkan peresmian bersamaan dengan Hari Jadi Provinsi sebagai simbol keseriusan pemerintah menghadirkan layanan publik yang berdampak luas bagi masyarakat.
Pada tahap awal, Trans Jatim Laut akan melayani rute Probolinggo – Sumenep dengan singgahan di Gili Iyang, Mandangin, Ketapang, dan Labak. Jalur ini dipilih karena menjawab kebutuhan mendesak masyarakat kepulauan yang selama ini terkendala akses.
Baca juga: Anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim Ini Ingatkan Pemotongan DAK Bisa Gerus Stabilitas APBD Jawa Timur
Kapal cepat berkapasitas sekitar 300 penumpang disiapkan untuk mempercepat mobilitas, sementara mekanisme subsidi Buy The Service (BTS) memastikan layanan tetap terjangkau tanpa bergantung sepenuhnya pada mekanisme pasar.
Lebih dari sekadar transportasi, Trans Jatim Laut diharapkan menjadi penggerak ekonomi dan pariwisata. Konektivitas antara kawasan Bromo–Tengger–Semeru dengan destinasi bahari seperti Gili Labak dan Gili Iyang diyakini mampu menciptakan multiplier effect, terutama bagi pelaku UMKM, jasa wisata, dan sektor kuliner.
Dengan integrasi tersebut, Trans Jatim Laut diproyeksikan bukan hanya mempercepat perjalanan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di kawasan kepulauan.
Editor : Budi Prasetyo