Editorial.ID - Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menegaskan target ambisius partainya untuk meningkatkan perolehan kursi di Pemilihan Legislatif (Pileg) mendatang. Golkar menargetkan lebih dari 102 kursi di DPR RI, sebuah angka yang secara gamblang ia kaitkan dengan soliditas koalisi bersama Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Pernyataan yang mengandung isyarat politik kuat ini disampaikan Bahlil dalam acara puncak HUT ke-61 Partai Golkar bertajuk Doa Untuk Bangsa di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (5/12/2025). Acara tersebut turut dihadiri oleh Prabowo dan Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: Memperjuangkan Inklusivitas: Mengintip Kisah Tiga Guru yang Mengabdikan Jiwa dari Rumah ke Daerah 3T
Dalam paparannya, Bahlil terlebih dahulu melaporkan hasil keputusan Musyawarah Nasional (Munas) partai, yang meliputi target di berbagai level pemilihan. Ia mengklaim Golkar telah berhasil mencapai target di Pilkada.
"Untuk Pilkada, alhamdulillah. Target kami mencapai 60% terwujud di Pilkada Gubernur, Bupati, Wali kota," sebutnya.
Selanjutnya, Bahlil menekankan bahwa Indikator Kinerja Utama (KPI) pengurus partai adalah menaikkan jumlah kursi legislatif. Saat ini, Golkar memegang 102 kursi di DPR RI.
"Yang kedua menyangkut Pileg. KPI (Key Performance Indicator) seorang Ketua Umum Partai dan pengurus partai adalah menaikkan kursi," ungkapnya.
Untuk mewujudkan penambahan kursi melampaui angka 102, Bahlil memberikan pernyataan kunci yang menempatkan dukungan dari figur Presiden sebagai faktor penentu. Pernyataan ini menjadi sorotan karena secara tersirat menyatakan bahwa kesuksesan legislatif Golkar sangat bergantung pada koalisi yang kuat dengan Prabowo Subianto.
"Bagi kami Partai Golkar, kursi tadi sekarang adalah 102. Insyaallah besok targetnya harus di atas 102. Itu bisa terwujud kalau Bapak Presiden senyum bersama Golkar," tegas Bahlil.
Kehadiran langsung Prabowo dan Gibran di acara tersebut semakin memperkuat narasi bahwa Golkar akan memposisikan diri sebagai mitra strategis utama dalam pemerintahan baru, berharap dapat memanfaatkan popularitas Presiden terpilih untuk mendongkrak perolehan suara legislatifnya pada Pemilu berikutnya.
Wacana ini mengindikasikan bahwa Golkar akan menjalankan strategi politik yang fokus pada efek ekor jas (coattail effect). Strategi ini bertujuan untuk mengkonversi kemenangan eksekutif menjadi penambahan kekuatan legislatif, memperkuat posisi tawar partai di parlemen.
Namun, strategi ini juga menantang kader partai di tingkat daerah untuk tetap bekerja keras dan tidak hanya mengandalkan sentimen popularitas dari pusat. Keberhasilan target 102 lebih ini akan menjadi ujian sejauh mana Golkar mampu mengelola dan memanfaatkan koalisi politiknya secara efektif.
Editor : Redaksi