Sekjen Demokrat Herman Khaeron didampingi Bendahara DPD Demokrat Jatim dr Agung Mulyono dan Plt Sekretaris DPD Demokrat Jatim Mugianto saat menyapa kader Demokrat di Situbondo/ist
Mesin politik Partai Demokrat kembali dipanaskan dari akar rumput. Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, menegaskan partai berlambang mercy itu harus terus hidup, bergerak, dan siap menempuh jalan panjang menuju Pemilu 2029.
Pesan itu disampaikan Herman saat menghadiri Temu Kader Partai Demokrat Kabupaten Situbondo di Kantor DPC Demokrat Situbondo, Minggu (2/11).
Acara berlangsung hangat dan penuh semangat kebersamaan, dihadiri jajaran pengurus Demokrat Jatim seperti Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jatim yang juga Bendahara DPD Demokrat Jatim dr. Agung Mulyono, Plt Sekretaris DPD Demokrat Jatim Mugianto, dan Ketua BPOKK DPD Demokrat Jatim Nur Muhyidin.
Selain itu, hadir pula Ketua DPC PD Situbondo, Janur Sasra Ananda dan sejumlah anggota Fraksi Demokrat DPRD Situbondo.
Safari politik ke wilayah Tapal Kuda — meliputi Banyuwangi, Situbondo, dan Pasuruan— ini disebut Herman sebagai langkah untuk memastikan mesin partai tetap solid, hidup, dan siap bergerak menjelang pesta demokrasi lima tahunan itu. Dalam agenda politik di tiga wilayah tersebut, Sekjen Herman Khaeron didampingi dr Agung Mulyono dan Mugianto.
“Saya ingin memastikan seluruh DPC di Indonesia masih utuh, masih siap berjuang, masih semangat, dan tetap punya optimisme bahwa Demokrat bisa kembali menang,” tegas Herman di hadapan ratusan kader.
Anggota komisi VI DPR RI itu juga mengingatkan agar semangat besar yang pernah membawa Demokrat berjaya pada Pemilu 2009 tidak padam.
“Kita punya good father, pendiri dan penggagas, Pak SBY, yang menjadi magnet. Sekarang kita punya Mas AHY, magnet masa depan. Semangat ini jangan pernah pudar,” ujarnya.
Herman menegaskan, mesin partai bukan sekadar simbol di atas kertas. Ia ingin memastikan partai benar-benar bergerak di lapangan.
“Sebagai Sekjen, saya tidak ingin bekerja di belakang meja, hanya dengan kertas dan pulpen. Saya ingin berjabat tangan langsung dengan para pejuang partai di bawah,” katanya, disambut tepuk tangan kader.
Dengan gaya khasnya, Herman menyampaikan perumpamaan yang menggugah.
“Saya harus memastikan organisasi Partai Demokrat ini berjalan. Bannya tidak kempes, mesinnya tetap hidup dan sehat, agar kendaraan besar bernama Demokrat ini bisa membawa banyak penumpang,” ujarnya, disambut tawa dan sorak semangat peserta.
Ia juga menegaskan pentingnya kantor DPC sebagai pusat gerakan dan simbol hidupnya partai.
“Kantor itu rumah perjuangan. Kalau kantornya hidup, partai juga hidup. Situbondo sudah menunjukkan itu. Saya menikmati semangat dan kekompakan di sini,” puji Herman.
Selain soal struktur, Herman menekankan pentingnya fleksibilitas organisasi.
“Kalau ada PAC yang lumpuh, segera carikan pengganti. Jangan dipersulit urusan SK. Yang penting pasukan siap tempur,” tandasnya.
Ia pun mendorong kolaborasi antarlevel partai, dari pusat hingga daerah.
“Kalau berat berjuang sendiri, kolaborasi. Ada Mas Agung di provinsi, ada Mbak Dina Lorenza di DPR RI. Ajak turun, jangan dijauhkan. Kalau betah di sini, pasti programnya makin banyak untuk Situbondo,” katanya.
Menutup arahannya, politisi empat periode DPR RI itu menyerukan semangat kolektif dan kesetaraan perjuangan di tubuh Demokrat.
“Ketua DPC, PAC, siapa pun boleh WA saya. Kalau balasnya agak lambat, mohon maklum, karena pesan banyak. Tapi bagi saya, kita semua sama. Hanya kedudukan yang membedakan, perjuangan kita satu: memenangkan Demokrat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jawa Timur dr. Agung Mulyono menguatkan pesan Herman dengan pendekatan konseptual yang ia sebut “Tiga B” — Bikin struktur yang kuat, Bikin program dekat rakyat, dan Bikin solusi untuk rakyat.
“Konsep itu Tiga B. Bikin struktur yang kuat, bikin program dekat rakyat, dan bikin solusi untuk rakyat,” ujar Agung di hadapan jajaran DPC, PAC, hingga ranting Demokrat Situbondo.
Bendahara DPD Demokrat Jatim itu mengatakan, penguatan partai tidak harus bergantung pada uang, melainkan pada kemauan dan tenaga untuk membantu masyarakat secara nyata.
“Contohnya bantu warga yang perlu rujukan ke rumah sakit. Tenaga doang, nggak pakai duit, tapi itu nyata membantu rakyat,” jelasnya.
Agung juga mengingatkan agar perjuangan partai tidak bersifat instan. Ia menolak pola kerja yang hanya aktif menjelang pemilu.
“Konsepnya bukan SKS, jangan Sistem Kebut Setahun. Ini sudah masuk tiga tahun, jadi mulai hari ini harus berjalan pelan tapi pasti,” pesannya.
Sebagai strategi pendekatan politik, Agung memperkenalkan formula sederhana namun efektif yang ia sebut “ke susu” — kenali, sukai, suka sekali.
“Teman-teman yang nyalon, PAC yang nyalon, DPC yang nyalon, konsepnya ke susu. Kenali masyarakat, nanti mereka akan suka. Kalau sudah suka sekali, pasti dipilih,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan kader.
Agung menutup dengan penegasan bahwa kemenangan politik lahir dari kerja nyata, bukan pencitraan sesaat.
“PAC yang rajin turun, rajin menyapa masyarakat, dan bisa memberi solusi, kalau nyalon ya jadi. Karena tanamannya jelas, langkahnya jelas, kegiatannya jelas, dan orientasinya juga jelas,” pungkasnya.
Plt Sekretaris DPD Demokrat Jawa Timur, Mugianto, kunjungan Sekjen Demokrat Herman Khaeron bukan sekadar agenda safari politik, melainkan bentuk perhatian nyata dari pusat kepada kader di akar rumput.
“Kedatangan Sekjen ini adalah bentuk perhatian. Tanpa sering silaturahmi dengan kader, militansi akan menurun,” ujar Mugianto.
Menurut Mugianto, komunikasi dan kedekatan antara pengurus pusat dan daerah menjadi faktor penting untuk menjaga semangat juang partai menjelang Pemilu 2029.
“Pengurus DPP yang turun langsung menyapa kader di bawah akan menjadi penguat dan bentuk perhatian yang nyata bagi kader di daerah,” tegasnya.
Ia optimistis, dengan semangat kebersamaan dan konsolidasi yang terus dilakukan, Demokrat Jawa Timur akan tumbuh menjadi kekuatan politik yang semakin solid dan berpengaruh.
Editor : Budi Prasetyo