Dalam sambutannya, Puguh Wiji Pamungkas menyampaikan pentingnya pendekatan kolaboratif lintas sektor dalam penanggulangan bencana melalui konsep "pentahelix". Strategi ini mengintegrasikan lima unsur utama — pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media — agar saling bersinergi dalam upaya pengurangan risiko bencana.
“Bencana adalah sesuatu yang tidak kita inginkan dan tidak kita tahu kapan datangnya. Namun, dengan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak, kita bisa saling melengkapi dan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Sehingga, mitigasi dan penanganan bencana bisa berjalan lebih efektif dan efisien,” ujar Puguh.
Desa Bulukerto sendiri pernah menjadi lokasi bencana banjir bandang yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan signifikan. Dengan jumlah penduduk sekitar 7.000 jiwa, desa ini dinilai sangat layak untuk dijadikan prioritas pembentukan DESTANA, agar masyarakat memiliki pengetahuan dan kapasitas yang memadai dalam menghadapi potensi bencana.
Sebagai bagian dari pembukaan, dilakukan pula penyerahan 100 bibit tanaman secara simbolis kepada masyarakat. Aksi ini mencerminkan pentingnya pelestarian lingkungan dan hutan sebagai bagian integral dari pencegahan bencana di masa depan.
Puguh menambahkan, pelibatan aktif warga serta penguatan struktur desa dalam kesiapsiagaan bencana menjadi langkah strategis agar Jawa Timur semakin tangguh terhadap berbagai ancaman alam.
Editor : Budi Prasetyo