x editorial.id skyscraper
x editorial.id skyscraper

Fraksi PDIP DPRD Jatim Desak Negara Hadir Lindungi Buruh dari PHK Massal

Avatar
Budi Prasetyo
Kamis, 01 Mei 2025 17:02 WIB
Politik

Momentum peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 1 Mei 2025 menjadi refleksi mendalam bagi Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur atas nasib dan masa depan buruh di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Hari Yulianto, memandang serius tren meningkatnya jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Jawa Timur selama tiga tahun terakhir.

"Buruh bukan sekadar tulang punggung pembangunan, tapi juga representasi nyata dari keberlangsungan ekonomi nasional dan daerah. Maka negara, termasuk DPRD sebagai bagian dari lembaga legislatif daerah, harus hadir menjamin kesejahteraan dan kepastian kerja mereka," ungkap Hari Yulianto, Kamis (1/5/2025).

Berdasarkan data resmi, pada tahun 2023 tercatat 64.855 pekerja mengalami PHK. Jawa Timur bahkan masuk dalam lima besar provinsi dengan jumlah PHK tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2024, angka ini tidak menunjukkan penurunan signifikan.

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat total 77.965 pekerja secara nasional kehilangan pekerjaan, dengan 8.394 pekerja di Jawa Timur yang terdampak. Sektor industri aneka dan dasar kimia menjadi yang paling terpukul, dengan total 6.001 pekerja kehilangan mata pencaharian.

Memasuki tahun 2025, hingga Februari saja sudah terdapat 978 kasus PHK. Lonjakan ini menjadi sinyal bahwa sistem ketenagakerjaan di Jawa Timur tengah mengalami tekanan struktural yang sangat serius.

"Angka-angka ini tidak bisa hanya dibaca sebagai statistik semata. Ini adalah cerita tentang ribuan keluarga yang kehilangan sumber penghidupan. Negara tidak boleh abai," tegasnya.

Melihat kondisi tersebut, Fraksi PDI Perjuangan mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk segera mengambil langkah-langkah protektif. Menurut Hari Yulianto, kebijakan ketenagakerjaan harus berpihak kepada buruh.

"Kami mendorong revisi Perda Ketenagakerjaan untuk memperkuat perlindungan bagi buruh, terutama mereka yang bekerja di sektor informal, pekerja perempuan, dan buruh kontrak. Kita tidak bisa lagi menoleransi sistem outsourcing yang menciptakan ketidakpastian berkepanjangan," tuturnya.

 Ia menambahkan bahwa Fraksi PDI Perjuangan akan mengawal ketat pelaksanaan Perda dan Pergub yang terkait dengan perlindungan tenaga kerja.

"Kita tidak ingin ada lagi perusahaan yang semena-mena melakukan PHK tanpa melalui prosedur yang adil," imbuhnya.

Lebih lanjut, Hari Yulianto yang juga Anggota Komisi E DPRD Jatim menyatakan bahwa dalam situasi global yang tidak menentu, kepastian kerja harus menjadi agenda politik utama di level daerah.

"Pemerintah daerah tidak bisa hanya berharap dari APBD. Harus ada kolaborasi lintas sektor, termasuk menciptakan regulasi yang berpihak dan memberi insentif kepada perusahaan yang menjaga tenaga kerjanya," ujarnya.

Untuk itu, Fraksi PDI Perjuangan juga menuntut Pemprov Jatim memperluas cakupan jaring pengaman sosial, termasuk pelatihan vokasi, insentif wirausaha baru, serta kemudahan akses terhadap program-program bantuan ekonomi.

Editor : Budi Prasetyo

Artikel Terbaru
Senin, 02 Jun 2025 05:19 WIB | Politik
DPD PDI Perjuangan Jawa Timur menggelar Pendidikan dan Pelatihan Kader Penggerak Koperasi di Surabaya dan Sidoarjo, Minggu (1/6/2025). Acara di dua tempat ...
Kamis, 29 Mei 2025 21:13 WIB | Politik
Setelah datang ke Akademi Militer Magelang pada hari keduanya di Indonesia, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Candi Borobudur di Kab. Magelang, Jawa ...
Senin, 26 Mei 2025 12:11 WIB | Ekonomi
Editorial.ID– PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Kantor Cabang Rajawali Surabaya kembali menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung keberangkatan ...